Bakorkamla akan menambah RCC
Jakarta, Kepala Pelaksana Harian Badan Koordinasi Keamanan
Laut (Kalakhar Bakorkamla), Y Didik Heru Purnomo mengakui koordinasi pengamanan
laut masih menjadi persoalan serius karena masing - masing stakeholder
yang terlibat dalam pengamanan laut memiliki tugas dan kewenangan yang
berbeda-beda.
Untuk itu, Bakorkamla sendiri menyiasati koordinasi melalui pemasangan
satelit radar pengintegrasi koordinasi, yakni Rescue Coordinating Center
(RCC) di beberapa wilayah perairan Indonesia, diantaranya di Natuna dan
Merauke.
"Koordinasi itu sangat penting mengingat potensi ancaman di laut sangat
kompleks dan berkarakter," ujar Didik kepada wartawan di kantor
Bakorkamla, Jakarta, Jumat (9/3). Rencananya, RCC Natuna akan diresmikan Kalakhar Bakorkamla pekan depan.
Sebelumnya, Bakorkamla juga sudah menempatkan RCC di Banda Aceh,
Tanjung Balai Karimun, Batam, Bangka Belitung, Manado, Bitung, Tarakan,
Kupang, Bali dan Jayapura.
Sedangkan stakeholder yang berkoordinasi dalam pengamanan laut
Indonesia, antara lain Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Kementerian
Dalam Negeri (Kemendagri), Kementerian Luar Negeri (Kemenlu),
Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkum dan HAM), Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP), Jaksa Agung, Panglima TNI, Kapolri, Kementerian
Perhubungan, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Kepala Staf TNI
Angkatan Laut (KASL) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Didik mengatakan, potensi ancaman keamanan laut sendiri begitu spesifik
dan kompleks. Misalnya, pencurian sumber daya alam (SDA) laut, seperti
ikan, masih marak. Potensi kerugian negara yang ditimbulkannya pula
sangat besar. Karena itu, lanjut dia, Bakorkamla sebagai garda terdepan penyelamatan
laut, terus berusaha untuk mengurangi potensi kerugian negara tersebut.
"Salah satu fokus Bakorkamla ke depan adalah mengatasi potensi kerugian
negara seperti illegal fishing," ujar Didik. Didik mengatakan, selama beberapa tahun terakhir, Bakorkamla telah
menyelamatkan potensi kerugian akibat pencurian ikan sebesar Rp 1,38
triliun. Pada tahun 2010, kerugian negara yang diselamatkan mencapai Rp
400 miliar, dan terus menurun menjadi Rp 300 miliar pada 2011.
Selain fokus pada penyelamatan potensi kerugian negara akibat pencurian
SDA laut, Bakorkamla, kata Didik, terus menggiatkan koordinasi dengan
berbagai stakeholder pengamanan laut. "Ke depan kita terus meningkatkan
penyadaran kepada stakeholder di laut untuk terus melakukan koordinasi,"
ujar mantan Kepala Staf Umum (Kasum) TNI tersebut.
Info by : Suara karyaEditor by : Feber S dan Sertu Maritim Muhammad Rifai (Bakorkamla)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar