Buku Tahun 1511 – Limaratus Tahun Kemudian Diluncurkan
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Jika tidak ada aral melintang, Rabu (21/12/2011) sore, Kalahar Bakorkamla RI Laksamana Madya TNI Didik Heru Purnomo akan memperkenalkan sebuah buku hasil kumpulan tulisan-tulisannya yang dikemas dan diberi judul “Tahun 1511 – Limaratus Tahun Kemudian”.
Buku setebal 350 halaman tersebut merupakan sebuah buku bercerita tentang harapan akan kembalinya kejayaan laut Indonesia dengan berbagai versinya.
Buku tersebut merupakan kumpulan tulisan hasil wawancara dengan 30 wartawan seluruh Indonesia, serta kumpulan hasil tulisan khusus dan petikan dari sebuah diskusi kelautan bertemakan "Laut Indonesia Siapa Yang Menjaga?" di Jakarta beberapa waktu lalu dikemas dengan sangat menarik dan renyah dibaca.
Rencananya peluncuran buku yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama dan dieditori oleh Putut Prabantoro selaku Ketua Pelaksana Gerakan Ekayastra Unmada - Semangat Satu Bangsa (dari wartawan, oleh wartawan, untuk Indonesia) akan mulai diperkenalkan secara langsung pada Rabu (21/12/2011) di Gedung Jala Puspita Jl. Jend Gatot Subroto Kav 101, Jakarta Selatan, sekitar pukul 18.00 WIB.
Buku tersebut dimulai dengan menyoroti Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Dimana jarak diagonal antara Sabang ke Merauke adalah sama dengan jarak London ke Istambul. Sebelum tahun 1511, Indonesia yang dulu dinamakan Nusantara sangat dikenal dengan kekuatan lautnya dan sangat disegani oleh negara tetangga bahkan China.
Pada saat itu, perairan selat Malaka dan laut wilayah Timur Asia dikuasai oleh Nusantara. Kehebatan pelaut Indonesia sudah ada sejak abad kedua, ketika pelaut Indonesia mengarungi laut lepas hingga Madagaskar, Afrika.
Namun sejak jatuhnya Malaka ke tangan Portugis pada 1511, praktis kekuasaan Nusantara atas lautnya hilang. Kejatuhan Malaka diawali dengan ditemukannya jalur rempah-rempah oleh Ludovico Di Varthema, petualang dari Bologna - Italia yang menjejakkan kaki pertama kali di Ternate pada 1506 saat Sultan Bayanullah memerintah (1500-1521). Kekuasaan Nusantara atas lautnya semakin tak mungkin direbut kembali setelah tewasnya Dipati Unus dari Demak tewas dalam penyerangan ke Malaka pada 1521.
Pertanyaannya adalah, akankah kejayaan laut Indonesia kembali? Bagaimana profil kekuasaan Indonesia atas lautnya setelah 500 tahun kemudian, sejak jatuhnya Malaka pada 1511? Benarkah laut Indonesia tidak dijaga? Kalau dijaga, siapakah penjaga laut Indonesia sebenarnya?
Penulis: Iman Suryanto | Editor: Dewi Agustina dan M. Rifai | Sumber: Tribun Batam
Akses Tribunnews.com lewat perangkat mobile anda melalui alamat m.tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar